Masjid Datuk Singaraja

Go to Masjid Datuk Singaraja

GOR Datuk Singaraja

Go to GOR Datuk Singaraja

Gedung Datuk Singaraja

Go to Datuk Singaraja Jepara.

Friday, January 6, 2023

7 Kriteria Video Baik

1. Kejelasan konten dan pengenalan isi konten

Konten atau isi video harus jelas dan to the point. Sebaiknya, kreator video memberitahu topik video kepada penonton di bagian awal video atau pembuka (introducing). 

2. Konten mudah dipahami

Konten video hendaklah fokus dan tidak melebar. Kesesuaian isi dengan topik atau judul video merupakan faktor kunci. Selain itu, tujuan pembuatan video juga jelas, apakah sebagai sarana edukasi, hiburan, atau memberi informasi.

3. Musik dan kata-kata cukup jelas dan keras

Latar musik hendaknya disesuaikan dengan topik video. Di samping itu, informasi yang disampaikan hendaknya menggunakan intonasi yang jelas dan volume yang cukup untuk didengar, baik melalui wicara maupun teks. 

4. Gambar, foto, dan video fokus, tidak blur

5. Kesesuaian antara pencahayaan dengan konten yang ditampilkan

Kesesuaian pencahayaan dengan konten sangat penting. Hal ini berguna untuk membangun suasana yang tepat ketika menonton video. 

6. Transisi antar scene urut, runtut, dan logis

Transisi ini berguna agar penonton tidak bingung dan mudah memahami isi video. 

7. Angle kamera, latar musik, efek suara, dan teknik pengambilan gambar menarik dan tidak monoton. 

Kriteria tersebut berfungsi agar penonton tidak cepat merasa bosan. Video yang baik ialah mampu menarik dan mempertahankan atensi penonton. Video yang atraktif mampu mempertahankan atensi penonton. Namun, video tidak perlu ditambah efek yang tidak perlu, sehingga tidak terkesan norak yang dapat membuat penonton jengkel.


Simak Contoh Video Berikut ini



 


Share:

Friday, August 12, 2022

STORYBOARD

 

Pengertian storyboard

Storyboard adalah sebuah sebuah desain sketsa gambar yang disusun secara berurutan sesuai dengan naskah cerita yang telah dibuat. Dengan pembuatan storyboard sendiri, maka pembuat cerita atau naskah dapat menyampaikan pesan atau ide dengan lebih mudah kepada orang lain.

Dengan membuat cerita yang tersusun rapi, maka penonton dapat menangkap maksud dan tujuan dari cerita tersebut. Sehingga pesan dan dari content creator tersebut dapat tersampaikan dan dapat mempengaruhi orang tersebut sesuai dengan naskah yang dibuat

Tujuan membuat storyboard

Sejarah singkat dari pembuatan storyboard sendiri dimulai pada tahun 1930. Dimana, untuk pertama kali dibuat oleh Studio Walt Disney dengan mulai berkembangnya revolusi buku komik yang terbentuk sketsa cerita.

Tujuan sebenarnya dari pembuatan sebuah storyboard adalah sebagai berikut:

  • Sebagai sebuah panduan untuk pihak yang terlibat dalam penyusunan naskah. Mulai dari sutradara, produser, penulis cerita, kameramen, hingga lighting.
  • Untuk dapat memvisualisasikan ide yang dirancang oleh pembuat film.
  • Sebagai alat untuk dapat mengkomunikasikan ide atau gagasan dalam suatu film.
  • Untuk dapat menjelaskan alur atau jalannya narasi cerita.
  • Untuk menjelaskan proses pergantian, perpindahan setiap frame atau elemen, serta berperan dalam pengaturan waktu atau timing pada setiap sequence

Fungsi storyboard

Di dalam pembuatan alur naskah, juga tersusun atas beberapa ide dan konsep kreatif yang dituangkan ke dalam sebuah gambar. Berikut ini merupakan beberapa fungsi yang dimiliki oleh storyboard.

  • Digunakan untuk menggambarkan alur cerita secara garis besar mulai dari awal, pertengahan, hingga akhir.
  • Kemudian, berguna juga untuk proses perencanaan awal pembuatan sebuah film.
  • Dan yang terakhir, digunakan untuk memudahkan dalam membuat dan memahami alur cerita atau naskah dalam suatu film.

Komponen yang digunakan

Setelah memahami tujuan dan fungsi yang dimiliki oleh storyboard, selanjutnya kita akan membahas mengenai beberapa komponen penyusun dari storyboard. Berikut ini merupakan beberapa komponen yang terdapat dalam sebuah template desain sketsa:

 

1. Judul

Komponen pertama adalah judul, yang mana didalamnya berisi tentang judul, adegan, episode, dan halaman. Komponen judul sangatlah penting sebagai konsep dasar pemahaman penonton untuk mengetahui tema atau topik dalam suatu film atau naskah.

2. Sub judul

Komponen kedua berisi tentang penjelasan setiap adegan, lokasi, waktu, urutan, serta panel desain. Fungsi dari sub judul ini untuk memudahkan dalam menjabarkan topik judul, sehingga penonton dapat lebih mudah untuk mengetahui setiap bagian film dengan lebih detail. 

3. Visual / Kamera Angel

Komponen ketiga berisi tentang gambaran setiap adegan yang memuat elemen seperti gambar, teks, foto, grafis, dan elemen visual yang lain. Setiap elemen tersebut merupakan penyusun dalam bagian visual sketsa.

4. Audio

Komponen keempat berisi mengenai uraian audio untuk melengkapi nama dari file musik atau rekaman. Serta, efek suara (SFX) yang akan dimainkan di layar masing – masing. 

5. Dialog

Komponen yang kelima, berisi detail pergerakan dari kamera (angle), serta beberapa adegan dialog yang dilakukan. Untuk dialog sendiri, bersifat opsional dan menyesuaikan dengan kondisi dari topik bahasa yang dirancang.

6. Properti

Komponen yang keenam, berisi tentang penjelasan terkait artistik, durasi / timing, perlengkapan tambahan, serta properti pendukung pembuatan desain.

CONTOH STORYBOARD



Manfaat yang dimiliki

Berikut ini beberapa penjelasan dari manfaat storyboard adalah sebagai berikut:

  • Untuk mempermudah dan mempercepat dalam proses pembuatan sebuah film. Baik film pendek, animasi, video pendek, dan lain sebagainya.
  • Menunjukkan segi artistik dan estetika dari pembuatan film atau video.
  • Dapat digunakan sebagai pengingat mengenai alur cerita apabila animator mengalami permasalahan teknis.
  • Mempermudah orang lain dalam memahami alur cerita dengan lebih jelas dan cepat.
  • Memperlihatkan mengenai beberapa tata letak visual dalam setiap adegan yang dijalankan.

Cara membuat storyboard untuk video marketing

Anda dapat memanfaatkan storyboard untuk membantu dalam memasarkan produk bisnis. Dimana salah satu teknik pemasaran yang paling efektif adalah dalam bentuk video. Berikut ini merupakan beberapa cara membuat storyboard yang efektif untuk video marketing.

1. Menentukan ide

Langkah awal untuk membuat video marketing yang baik adalah dengan menentukan ide awal, menyesuaikan dengan kondisi produk. Ide yang sesuai dapat menentukan minat dari konsumen untuk menggunakan produk anda. Dalam membuat story, pastikan untuk selalu mengambil topik yang relevan dengan tren saat ini.

2. Membuat timeline video

Langkah selanjutnya, membuat timeline video untuk mempromosikan produk anda. Pastikan untuk membagi durasi dan perkiraan waktu setiap adegan dengan sebaik mungkin. Yang terpenting, anda juga harus menentukan setiap pembagian scene, dimulai dari pembukaan, permasalahan, solusi, hingga tahap CTA (Call To Action).

3. Mempersiapkan template

Langkah berikutnya, anda membuat dan mempersiapkan template untuk pembuatan storyboard. Template yang bagus, biasanya terdapat beberapa kolom yang terdiri atas kolom judul, visual, dan deskripsi. 

Anda dapat menuangkan beberapa ide pada template yang telah disediakan. Anda juga dapat menggunakan software untuk membantu proses pembuatan template, seperti Canva atau Boords.

4. Mulai gambar ide anda

Setelah membuat sebuah template, langkah selanjutnya adalah dengan mengimplementasikan ide anda ke dengan membuat gambar atau sketsa untuk dimasukkan ke dalam tiap template. Sketsa atau desain awal yang akan dibuat harus memuat beberapa poin penting untuk memperkenalkan produk anda kepada konsumen.

5. Masukkan detail adegan

Saat membuat gambar, jangan lupa untuk menambahkan beberapa bagian penting seperti informasi tambahan atau pendukung dalam setiap adegan. Sehingga, pengguna lebih mudah untuk memahami pemasaran produk anda menggunakan media video.

6. Lakukan tahap pengujian dan revisi

Tahap terakhir, sebelum dilakukan perilisan produk, anda dapat melakukan beberapa tahap pengujian serta revisi apabila terdapat beberapa fitur atau segmen yang tidak sesuai dengan tujuan marketing atau bisnis. Anda dapat mencoba berdiskusi dengan rekan tim anda dan melakukan brainstorming untuk mendapatkan sebuah solusi tepat.

Share:

Saturday, November 14, 2020

Prosedur Pengoperasian Kamera Video


Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan video, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan.

Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dan sebagainya.

Pemilihan dan Persiapan Kamera

Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :
  • Kamera Foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.
  • Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
  • Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.

Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran. Ada banyak aspek yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kamera. Berikut adalah factor yang paling sering digunakan dalam memilih kamera:

a)    Kemudahan Pengoperasian
Salah satu keputusan penting sebelum membeli kamera video untuk melihat bagaimana alat ini dioperasikan. Kameramen tentu tidak ingin kehilangan momen menarik yang ingin diabadikan hanya karena kamera membutuhkan beberapa kali tekanan tombol dan beberapa menit untuk mulai merekamnya.

b)   Format Hasil Rekaman
Bagaimana hasil rekaman kamera video bisa dilihat? Apakah harus diserahkan terlebih dahulu ke profesional untuk mengubahnya ke format yang bisa dilihat, atau langsung saja plug ‘n play ke komputer atau TV dan hasilnya langsung kelihatan.

c)    Resolusi Hasil Rekaman
Kualitas gambar kamera video akan sangat ditentukan oleh kualitas resolusinya. Video kamera memiliki berbagai macam resolusi yang digambarkan mulai dari VGA sampai mega pixel. Sebagai perbandingan, layar monitor mungkin memiliki resolusi 640×480 atau 1024×768. Jika hasil rekaman adalah 352×288, maka untuk menampilkan full screen di layar monitor harus menarik gambar sehingga tidak sesuai dengan ukuran aslinya dan menjadi pecah.

d)   Frame Per Second
Kamera yang baik memiliki jumlah Frame per second (FPS) yang tinggi. FPS yang rendah akan menyebabkan hasil rekaman video menjadi terputus-putus. Kamera video yang paling sederhana memiliki fps 15, hasilnya masih patah-patah. Sedangkan fps 25 sudah cukup untuk dapat diikuti mata tanpa kelihatan terputus-putus dengan budget yang paling sedikit.

e)    Manual Atau Otomatis
Kamera high end memiliki full manual control. Fokus manual kontrol, kendali eksposur secara manual, manual white balance, manual tingkat audio DNS dan sebagainya. Kamera ini juga dapat mengatur kontrol otomatis jika kameramen berada dalam situasi bergerak, tetapi kontrol manual lebih disukai oleh videografer serius.

 Pemasangan kamera, lensa, dan assesoris lain

Kamera terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, bagian kamera terdiri dari lensa, tubuh kamera, dan Recorder (VCR).

Sebelum kamera digunakan, perlu dilakukan serangkaian pemasangan, pengaturan dan pengecekan peralatan sehingga pengambilan gambar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kamera digunakan: 

a.    Menyiapkan lensa, battery, dan media penyimpan

Lensa kamera biasanya dilengkapi dengan tutup pelindung yang berfungsi untuk mencegah debu mengotori kamera pada saat tidak digunakan. Lepaskan  tutup lensa dengan cara menariknya dengan hati-hati. Selanjutnya pastikan battery dengan daya yang cukup terpasang dengan benar dan tidak goyang. Persiapan terakhir adalah memasang media penyimpanan. Media penyimpanan berbentuk kartu memory. Pastikan kartu memori dalam keadaan tidak terkunci sebelum dipasangkan ke kamera.

b.    Mengambil Kamera

Jika pengambilan gambar dilakukan dengan posisi handheld (tanpa menggunakan ripod), maka biasakan mengambil dengan tangan kiri, agar lebih mudah jika akan dipanggul di bahu. Tapi jika kamera nantinya akan dipasangkan di tripod, usahakan untuk mengambil kamera dengan tangan kanan. Teknik pengambilan kamera ini mempermudah juru kamera saat akan memposisikan kamera.

c.    Setting Kamera

Dalam proses ini, pengesetan dilakukan melalui menu di kamera. Tidak semua menu setting perlu diubah, karena ada beberapa yang sudah dibuat standar oleh pabrik. Setting yang paling sering dilakukan pada sound dan speeed record. Untuk Audio, sebaiknya gunakan 16 bit, sementara untuk speed record gunakan Standard Play (biasanya berdurasi 60 menit).Jika dalam kondisi daruratm speed record bisa diubah ke Long Play dengan durasi 75 menit)

d.    Cek & Ricek

Sebelum proses rekaman dimulai, pastikan melakukan cek dan ricek untuk perlengkapan yang digunakan di dalam pengambilan gambar diantaranya:
-          Apakah battery masih penuh atau belum dicharge (sebaiknya disediakan cadangan)
-          Apakah mic tidak ada masalah
-          Apakah tripod berfungsi dengan baik
-          Apakah kabel sudah sesuai
-          Apakah stok kaset tercukupi
-          Apakah perlengkapan cahaya (lampu, reflector, lightmeter) berfungsi
-          Apakah cadangan listrik tersedia dengan cukup
-          Apakah perlu mempersiapkan genset cadangan
-          Apakah kabel audio video dalam kondisi bagus.


Pemasangan peralatan pendukung kamera

Peralatan pendukung kamera bervariasi sesuai dengan kebutuhan kameramen. Berikut ini adalah alat-alat pendukung yang biasa digunakan dalam pengambilan gambar.

a)    Tripod

Penyangga kamera dengan tiga kaki berfungsi untuk membuat kamera stabil sehingga gambar yang diambil tidak bergoyang. Sebuah tripod mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:


Kamera dilekatkan dengan tripod melalui sebuat penampang kecil yang dapat dikunci pada knob yang ada di bagian atas kamera. Pergerakan kamera secara vertikal dan horizontal dilakukan dengan sebuah tungkai handle.

b)   Lampu

Lampu diperlukan bila keadaan cahaya terlalu gelap, selain itu juga digunakan bila ingin membuat efek tertentu yang diinginkan. Terdapat berbagai jenis lampu yang bisa digunakan dalam produksi video. Jika memiliki dana yang terbatas, produksi video dapat memanfaatkan lampu yang ada dengan dimodifikasi sedemikian rupa, misalnya lampu belajar. Jika ingin memancarkan cahaya yang fokus dapay langsung diarahkan kepada objek, namun bila ingin cahaya yang lembut dapat dilapisi dengan kain polos yang halus.

c)    Reflector

Alat ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya dari alam atau lampu untuk memberikan cahaya tambahan. Di pasaran, pemantul ini tersedia dalam berbagai warna (putih, emas, perak), namun jika kemampuan dana terbatas, reflektor bisa dibuat dari selembar kain atau styrofoam.

d)   Microphone

Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan microphone internal, juga disarankan untuk memiliki microphone eksternal. Setiap microphone memiliki taraf hasil (level output) yang berbeda, sehingga dalam situasi yang berbeda tentunya microphone yang dibutuhkan berbeda pula.


Menguji Aspek Pengoperasian Kamera

Sebelum digunakan untuk mengambil gambar, beberapa aspek kamera perlu diuji terlebih dahulu agar hasil pengambilan gambar sesuai dengan harapan. Nyalakan terlebih dahulu kamera sebelum melakukan pengujian dengan Putar tombol mode pada saat menekan tombol pembuka kunci, jika berubah dari  OFF menjadi sejajar dengan indicator status.

Setelah kamera menyala, lakukan pengujian untuk beberapa aspek berikut:

a)    White Balance
White balance bertujuan untuk mensosialisasikan lensa kamera dengan keadaan sekitar objek perekaman. Hal ini dilakukan karena setiap tempat memiliki cuaca, kepekaan cahaya, dan tekstur yang berbeda, sehingga dengan mengatur white balance akan didapatkan gambar ideal yang sesuai dengan lingkungan bersangkutan.

b)   Focusing
Focusing adalah usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua objek dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan memposisikan gambar sejelas mungkin dengan memutar ring focus. Selanjutnya juru kamera bisa melakukan zoom in – zoom out untuk mendapatkan variasi gambar yang diperlukan. Jika zoom digunakan sebelum Focusing akan terjadi blur (out of focus) saat posisi zoom in berakhir di zoom out. Para kameramen pemula biasanya menggunakan mode auto untuk white balance dan focus.

c)    Zooming
Zooming digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek tanpa memindah kamera. Dalam tombol zoom terdapat dua pilihan yaitu Zoom In untuk memperbesar objek (T) dan Zoom Out untuk memperkecil objek.

d)   Microphone
Penggunaan Microphome internal banyak digunakan terutama jika kondisi dana terbatas. Atur saklar Audio In (CH1 dan CH2) hingga beralih ke posisi front. CH1 akan merekam audio ke saluran kiri (L-Ch) sementara CH2 akan merekam audio ke saluran kanan (R-Ch).

Jika semua aspek tersebut dilakukan dengan baik dan sukses, maka proses pengambilan gambar siap dilakukan.
Share:

Jenis-jenis Kamera Video dan Penggunaannya

Sejak awal kemunculan kamera video hingga kini, terdapat berbagai jenis kamera video dengan ukuran dan bentuk yang beragam yang disesuaikan dengan berbagai macam situasi. Berikut adalah beberapa jenis kamera video yang digunakan untuk berbagai kepentingan, diantaranya adalah :


1. Kamera studio



Ketika kamera studio digunakan di lapangan untuk meliput berbagai kegiatan seperti kegiatan olahraga maka kamera tersebut dinamakan kamera lapangan. Perbedaannya dengan kamera studio adalah terletak pada jenis lensa yang digunakan.

Biasanya, kamera lapangan menggunakan lensa yang memiliki rasio zoom yang tinggi dan berukuran lebih besar dibandingkan dengan lensa kamera studio. Di samping ukuran dan berat, kamera lapangan juga dibekali dengan tripod yang berat.


2. Kamera Lapangan


Kamera lapangan merupakan jenis kamera studio yang biasanya diguankan dalam kegiatan yang berlokasi di lapangan atau tempat terbuka. Kamera video jenis ini memiliki ukuran yang relatif kecil jika dibandingkan dengan kamera studio. Penggunaan kamera ini biasanya menggunakan lensa dengan rasio zoom yang lebih tinggi. Tak jauh berbeda dengan kamera studio, kamera ini juga menggunakan alat bantu tripod sebagai penyangganya.



3. Camcorder



High-definition-video camcorder atau HDV camcorder merupakan kamera video yang memiliki kualitas tinggi.  HDV camcorder memiliki lensa berkualitas tinggi, umumnya memiliki tiga buah chip beresolusi tinggi.

Dengan lensa kualitas tinggi, dapat menghasilkan warna secara akurat serta gambar yang tajam, chip menghasilkan native yang memiliki aspek rasio 16×9, serta memiliki alat perekam video yang superior.


4HDV Camcorder

HDV camcorder ini merupakan jenis kamera video porable dengan kualitas tinggi. Tingkat kualitas dari video yang bagus tersebut dikarenakan pada kamera portable jenis ini menggunakan lensa dengan kualitas tinggi serta tambahan alat video recorder superior.

5. 3D Camcorder

Jenis kamera video portable yang selanjutnya adalah 3D camcorder. Melalui 3D camcorder ini, gambar bergerak atau video yang diambil dapat disimpan ke dalam bentuk berkas digital.


6. Kamera EFP

EFP merupakan kepanjangan dari electronic field production. Jenis kamera video yang satu ini memiliki kualitas yang sangat tinggi. Selain itu, kamera ini juga memiliki kemiripan dengan kamera studio yang disertai dengan berbagai macam konfigurasi yang ada pada kamera.


7. Kamera ENG

Berbeda lagi dengan kamera ENG yang merupakan kepanjangan dari electronic news gathering. Jenis kamera video ini merupakan salah satu kamera yang khusus digunakan oleh operator jurnalistik  di tv. Seiring dengan berkembangnya teknologi, sekarang kamera ENG dapat pula digunakan dalam pembuatan film drama, dokumenter, serta dapat pula digunakan untuk perekaman video pelatihan pada suatu perusahaan.

8. Kamera HDTV

Kamera HDTV merupakan salah satu jenis kamera video yang dapat digunakan di dalam studio maupun di luar ruangan atau di lapangan. Kamera ini menghasilkan gambar yang tajam yang disertai pula dengan ketajaman warna pada video yang dihasilkan. Selain warna, kontras pada videonya pun sangat bagus, bahkan lebih bagus dari kamera televisi standar.


9. Kamera Sinema Elektronik



Jenis kamera video ini merupakan kamera camcorder yang dilengkapi dengan fitur sinematografis baik yang telah terpasang pada kamera atau pun yang belum terpasang pada kamera.10. Kamera Sinema Digital

Kamera DSLR

Kamera Smartphone

CCTV

SIMAK REVIEW CAMCORDER PRO SONY HXR MC 2500 BERIKUT:

Nah, itulah beberapa jenis kamera video yang tentunya memiliki fitur dan kegunaan yang berbeda-beda. Semoga artikel ini bermanfaat ya sobat.




Share:

Tuesday, November 10, 2020

Alur proses produksi multimedia

Istilah Multimedia terbentuk dari dua frasa, Yaitu multi "banyak" dan media "sesuatu/alat untuk menyampaikan.

 

Pemanfaatan komputer sebagai media untuk membuat dan juga menyatukan data gambar, teks, grafik, animasi dan audio/video dengan menggunakan perangkat lunak yang memungkinkan pemakai untuk berkreasi, berinteraksi dan berkomunikasi.

 

Metodologi yang paling umum dipakai pada proses produksi Multimedia adalah yang biasa disebuat dengan alur produksi 3 tahap. Secara umum, proses produksi multimedia dirancang dengan menjalankan 3 tahap sebagai berikut;

  1. Pra produksi / Pre-Production
  2. Produksi / Production
  3. Pasca produksi / Post-Production


 

A. Pre-production 

atau pra produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum, merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). 

 

Pada intinya tujuan pra produksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya video sesuai dengan harapan.

 

Beberapa elemen yang perlu dipertimbangkan dalam proses pre-production:

  1. Apa tujuan dan pesan yang ingin disampaikan? 
  2. Siapa penonton yang menjadi target?
  3. Apakah sarana dan prasarana yang menunjang untuk pembuatan proyek telah terpenuhi?
  4. Perangkat lunak yang dibutuhkan.
  5. Orang yang terlibat serta pembagian tanggung jawabnya.
  6. Membuat jadwal kerja. dll

Tahapan kegiatan pre-production

 

1)    Ide

Ide merupakan tantangan pertama dalam membuat sebuah proyek yang memutuskan apa yang akan diungkapkan dan bagaimana cara untuk mengungkapkannya.

 

2)    Penulisan

Penulisan script/Skenario merupakan bentuk transformasi ide menjadi bagian yang lebih detail. selanjutnya setiap bagian dipecah menjadi sebuah cerita, setiap cerita terdiri dari bagian pembuka, inti cerita dan penutup.

3)    Pra visualisasi

Menterjemahkan teks ke dalam bentuk gambar/storyboard yang menggunakan perangkat lunak atau kertas dan pensil. Dapat pula berupa gambar diam untuk frame-frame kunci dalam tiap segmen. Dapat pula menggunakan kamera video untuk membuat draft kasar dari script yang telah ditulis.

 

4)    Perencanaan produksi

Perencanaan produksi yaitu pembuatan perencanaan berdasarkan semua bidang pekerjaan yang akan dilakukan sehingga proses syuting akan berjalan lancar. Sebagai contoh, jika ada sepuluh scene pada script yang mengambil setting lingkungan di dalam rumah, maka syuting kesepuluh scene ini dapat dilakukan dalam waktu bersamaan sehingga menghemat waktu dan mengurangi kerepotan saat berpindah-pindah lokasi syuting.

 

Proses Pembuatan Film

·         Outline

Outline mejabarkan point-point penting pekerjaan yang berfungsi membantu kita mengidentifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun supaya pekerjaan kita dapat berjalan. 

·         Script/Skenario

Dengan menggunakan outline saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan pelaksanaan produksi, tetapi dalam berbagai model proyek video, seperti iklan televisi, company profile, sinetron, drama televisi, film cerita dan film animasi tetap membutuhkan skenario formal yang berisi dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi, action, lighting, sudut dan pergerakan kamera, sound atmosfir, dan lain sebagainya.

·         Storyboard

Apabila kurang cukup dengan outline dan scenario, maka kita dapat pula menyertakan storyboard dalam rangkaian perencanaan proses produksi kita. Storyboard merupakan coretan gambar/sketsa seperti gambar komik yang menggambarkan kejadian dalam film. Di dalam gambar tersebut juga berisi catatan mengenai adegan, sound, sudut dan pergerakan kamera, dan lain sebagainya. Penggunaan storyboard jelas akan mempermudah pelaksanaan dalam proses produksi nantinya

·         Rencana Anggaran Biaya

 

B. Production

pelaksanaan produksi (shoting) yang mengacu pada persiapan yang dihasilkan dari proses PreProduction.

Shooting

Proses pengambilan gambar film. Dalam proses ini di lakukan dalam lapangan. Proses pengambilan film atau yang biasa di sebut shooting harus sesuai dengan scenario yang telah di buat, untuk itu cameramen perlu memahami betul isi dari scenario. Peran sutradara sangat penting dalam proses ini, agar shooting tidak melenceng jauh dari scenario.

· Evaluasi

Tahapan evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi jalanya proses produksi yang telah dilakukan. Agar kekurangan dari proses produksi yang dihasilkan minim dan dapat menemukan cara yang lebih kreatif da efisien.

 

Penguasaan Kamera & Teknik Shoting

 Anggle : sudut pandang pengambilan gambar yang dapat dilihat dari viewfinder pada sebuah kamera film/video. Dimana pemilihan anggel sangat berperan penting dalam menciptakan unsur artistik dan pemahaman cerita dalam pengadeganan sesuai dengan script/naskah.

 Lighting/Pencahayaan :  Dalam sebuah proses pengambilan gambar diperlukan adanya aset pencahayaan  yang memadai. Baik itu didapat dari sumber natural (sinar matahari) pada shoting exterior/luar ruang, ataupun melalui bantuan sinar lampu pada shoting interior/dalam ruang.

 Komposisi : Merupakan teknik pengaturan posisi gambar, ukuran & kedalaman ruang, perspektif & mood adegan untuk menghasilkan citra sesuai dengan tuntutan script/naskah.

 Log/Catatan Shoting : Diperlukan adanya log/catatan yang dibuat menjelaskan penandaan setiap gambar peradegan yang sudah selesai diambil, dilengkapi dengan keterangan koordinat waktu (timecode) pada rekaman yang digunakan. Proses ini akan sangat membantu mempercepat proses pengeditan gambar.

  

C. POST - Production

1. Editing

Kegiatan editing dalam produksi video adalah proses merangkai dan menyusun potongan-potongan adegan film, menambahkan efek, transisi, serta musik ataupun narasi agar menjadi satu kesatuan sehingga sesuai dengan naskah. Potongan-potongan film tersebut diperoleh pada saat kegiatan pengambilan gambar berlangsung.

2. Presentasi

Setelah semua proses selesai hingga editing, dilakukan tahap presentasi hasil dari produksi suatu film, proses ini merupakan proses puncak dari pembuatan film.

 Tahap presentasi film adalah tahapan mempublikasikan film agar dapat di apresiasikan oleh pennton.

 3. Re editing

Proses peng-editan ulang film yang telah dibuat agar film yang di hasilkan benar benar sesuai dengan scenario yang telah di buat.

 4. Finish

 

Secara garis besar ada tiga jenis proyek multimedia berupa video

1)    Proyek Naratif

Proyek naratif yang menceritakan sebuah kisah, yang harus mengetahui jalan ceritanya, harus memiliki script yang berisi semua dialog yang akan dilakukan oleh aktor, deskripsi tempat dan suasana. Ada 3 Unsur :

 o   Karakter

Pelaku utama dari setiap kejadian yang diceritakan dalam kisah tersebut. Karakter yang dipilih sebaiknya menarik dan memberi arti pada penonton.

o   Situasi

Sebuah kisah tentang karakter dalam situasi tertentu. Kita perlu mengetahui situasi seperti apa yang akan dihadapi oleh karakter.

o   Setting lokasi

Cerita yang dibuat harus terjadi disuatu tempat. 


 2)    Proyek Dokumenter

Proyek dokumenter memiliki tujuan utama untuk melaporkan suatu fakta yang terjadi. Kebanyakan proyek dokumenter berbentuk naratif dengan tambahan wawancara didalamnya. 


 3)    Proyek non-naratif/seni/Iklan

Proyek non-naratif tidak menceritakan sebuah kisah tertentu. Misalnya video seni atau paduan suara. Dalam sebuah proyek seni, tetap harus dibuat pula tahapan pra produksinya.

Share: